Selasa, 06 Desember 2016

Sufi Hasan Basri


Hasan al-Basri

Tokoh Sufi Yang Tundukkan Penyembah Api 

Hasan Basri merupakan seorang tokoh sufi yang memiliki kelebihan yang cukup besar dalam mengajak umat penyembah  api.  Hingga  penyembah api itu masuk Islam dengan kesadaran sendiri. Berikut ini kisahnya.
Hasan al-Basri yang mempunyai nama lengkap Abu Said  al-Hasan Ibnu Abi al-Hasan Yassar a-Basri adalah salah seorang tokoh sufi dari kalangan  tabiin terkemuka dan seorang  zahid yang sangat berpengaruh.
Ia lahir di Madinah  tahun 21 H/642 M dan meninggal  dunia di Bashra pada tahun 110H/729M. Beliau mempunyai seorang sahabat penyembah api (agama Majusi) dan berhasil mengislamkannya saat mendekati kematian.
Dikisahkan, Hasan mempunyai tetangga  yang bernama Simon, seorang  penyembah api. Suatu hari  jatuh sakit dan ajalnya hampir  tiba. Sahabat-sahabatnya meminta  agar Hasan sudi mengunjunginya. Akhirnya Hasan pun pergi  mendapatkan Simon yang terbaring di atas  tempat tidur dan badannya telah lemah karena api dan asap.
“Takutlah kepada Allah”, ujar Hasan menasehati  Simon. Katanya lagi:” Engkau telah menyia-nyiakan seluruh usiamu di tengah-tengah  api dan asap, tanpa memberi manfaat  sedikitpun kepada dirimu”.
Simon menjawab : “Ada tiga hal  yang telah  mencegahku untuk menjadi seorang Muslim”, Diam sebentar untuk mengumpulkan tenaga, lalu Simon berkata :”Yang  pertama adalah kenyataan bahwa walaupun kalian  membenci keduniawian, tetapi siang dan malam kalian masih  tetap mengejar harta kekayaan”. Simon diam lagi, sambil  menarik  nafas dalam –dalam, dia lanjutkan : “Yang kedua, kalian  mengatakan bahwa mati  adalah suatu  kenyataan yang  harus dihadapi, namun  kalian tidak  bersiap-siap untuk menghadapinya”. Kata Simon lagi : “Yang ketiga, kalian mengatakan  bahwa wajah  Allah akan terlihat, namun hingga saat ini kalian melakukan  segala sesuatu  yang tidak diridhai-Nya”.
“Benar apa yang kamu katakana”, kata Hasan Basri, sambil melihat kepada  orang-orang  yang menyaksikan peristiwa langka tersebut, lalu dia berkata: “Inilah ucapan dari manusia  yang benar-benar  mengetahui, jika orang-orang  Muslim berbuat  seperti yang engkau katakan, apa yang hedak sengkau katakana?. Mereka  mengakui ke-Esaan Allah. Sedangkan engkau menyembah  api selama  tujuh puluh  tahun dan aku tidak pernah berbuat seperti itu.  Jika kita sama-sama  terseret  ke dalam neraka, api neraka  akan membakar dirimu dan diriku, tetapi jika diizinkan Allah, api itu tidak akan berani menghanguskan sehelai rambut pun pada  tubuhku. Karena api diciptakan Allah  dan segala ciptaan-Nya tunduk kepada perintah-Nya. Walaupun engkau  menyembah api  selama tujuh  puluh tahun, marilah  kita sama-sama  menaruh tangan kita kedalam api agar engkau dapat menyaksikan  sendiri betapa  api itu sesungguhnya tak berdaya dan betapa Allah itu Maha Kuasa.
Setelah berkata demikian, Hasan memasukkan tangannya ke dalam api. Namun sedikit-pun ia tidak cidera atau terbakar. Menyaksikan  hal tersebut, Simon terheran-heran dan berkata : “Selama  tujuh puluh tahun  aku telah menyembah api dan kini hanya tinggal satu atau  dua helaan nafas saja. Apakah  yang harus aku lakukan?”. Hasan menjawab : “Jadilah seorang muslim, dengan membaca dua kalimat  syahadat”.
Setelah berwasiat demikian, Simon  mengucapkan dua kalimat syahadat dan menghembuskan  nafasnya  yang terakhir. Hasan dan kaum muslimin memandikan  mayat Simon, mensalatkannya dan menguburkannya dengan mengikut sertakan surat jaminan tersebut. HUSNU MUFID
Hasan segara membuat  sebuah surat jaminan, setelah selesai  membuat surat, ia berkata : “Kini kumpulkan  orang-orang yang jujur di kota Basrah untuk memberikan  kesaksian  mereka di atas surat jaminan ini “. Simon mengucurkan air mata dan menyatakan diri sebagai seorang Muslim dengan mengucapkan dua kalimat syahadat. Kepada Hasan ia sampaikan  wasiatnya yang terakhir, katanya : “Setelah aku mati, mandikanlah aku dengan  tanganmu sendiri. Kuburkanlah aku dan selipkan surat jaminan ini di tanganku. Surat ini akan menjadi bukti bahwa aku adalah seorang Muslim”.
Setelah termenung sesaat, Simon berkata : “Jika engkau memberikan sebuah jaminan tertulis bahwa dengan  mengucapkan dua kalimat syahadat  Allah tidak akan menghukum diriku, tidak akan menyiksaku kelak, barulah aku menjadi Muslim. Tanpa jaminan itu aku tidak sudi memeluk agama Islam”.   

0 komentar:

Posting Komentar

silahkan komentar melalui emai
sialahkan saja melakukan demonstrasi, akan tetapi gunakanlah dengan cara-cara damai dan jangan sampai memacetkan jalan raya yang merugikan masyarakat