Rabu, 21 Desember 2016

Nabi Muhammad Hentikan Gempa Bumi


Nabi Muhammad Hentikan Gempa
Gempa bumi di Aceh kembali terjadi menelan korban lebih dari 100 orang. Hal ini sesungguhnya menyedihkan. Faktanya memang demikian, gempa bumi terulang kembali. Padahal dulunya terkenal sebagai Serambi Makkah pada zaman kerajaan Perlak dan Samudra Pasai. Karena waktu itu sebagian besar kerajaan di Indonesia masih beragama Hindu dan Buddha.
Hingga kini gempa bumi masih manjadi tanda tanya. Karena pihak pemerintah khususnya BMKG tidak dapat menentukan kapan terjadinya gempa. Meskipun teknologi canggih telah diterapkan. Ibaratnya sulit terdeteksi secara dini. Buktinya masyarakat Aceh tidak mendapatkan informasi akan terjadinya gempa bumi.
Oleh karena itu, belum ada ilmu atau teknologi yang diyakini bisa memprediksi, kapan gempa bumi akan terjadi. Ini menunjukkan pembuat gempa bumi adalah Allah SWT. Bukan persoalan lempengan bumi yang mengalami pergerakan dan pergeseran di bawah laut sehingga menimbulkan gempa bumi.
Dalam hal gempa bumi, Allah Swt memberikan mukjizat kepada Rasulullah SAW, untuk dapat menghentikan gempa. Hal ini benar-benar terjadi ketika sedang naik sebuah Gunung Tsabir Makkah bersama Abu Bakar dan Umar. Waktu itu tiba-tiba tanah berguncang hingga bebatuannya berjatuhan.
Guncangnya bumi membuat Rasulullah menghentakkan kakinya dan berkata, “Tenanglah Tsabir! Yang ada di atasmu tidak lain kecuali Nabi, Shiddiq, dan dua orang Syahid.” Setelah kakinya dihentakkan kontan saja bumi berhenti.
Juga dalam sebuah riwayat lain disebutkan, Nabi naik ke Uhud bersamanya Abu Bakar, Umar, dan Utsman. Tiba-tiba gunung berguncang. Maka Nabi menghentakkan kakinya dan berkata: “Tenanglah Uhud! Yang ada di atasmu tiada lain kecuali Nabi, Shiddiq, dan dua orang syahid.”
Dari kisah dan hadis di atas, dapat disimpulkan bahwa ternyata hentakan kaki Nabi dapat menghentikan gempa yang mengguncang. Hikmahnya, gunung tidak layak berguncang saat ada 4 manusia terbaik di atasnya. 
Kemudian dalam peristiwa ketika Rasulullah sudah hijrah ke Madinah terjadi gempa bumi. Rasulullah SAW lalu meletakkan kedua tangannya di atas tanah dan berkata, "Tenanglah … belum datang saatnya bagimu.'' Lalu, Nabi SAW menoleh ke arah para sahabat dan berkata, “Sesungguhnya Rabb kalian menegur kalian, maka jawablah (buatlah Allah rida kepada kalian)!"
Beberapa tahun kemudian ketika Umar bin Khattab RA menjadi khalifah menggantikan Abu Bakar Siddik. Muncul gempa bumi. Lalu ia berkata kepada penduduk Madinah, "Wahai Manusia, apa ini? Alangkah cepatnya apa yang kalian kerjakan (dari maksiat kepada Allah)? Andai kata gempa ini kembali terjadi, aku tak akan bersama kalian lagi!"
Begitu pula saat Khalifah Umar bin Abdul Aziz menjadi raja kerajaan Abbasyiah saat terjadi gempa bumi pada masa kepemimpinannya. Ia segera mengirim surat kepada seluruh wali negeri, Amma ba'du, sesungguhnya gempa ini adalah teguran Allah kepada hamba-hamba-Nya, dan saya telah memerintahkan kepada seluruh negeri untuk keluar pada hari tertentu, maka barangsiapa yang memiliki harta hendaklah bersedekah dengannya."
Untuk itu, kita sebagai umat Islam hendaknya melakukan amal ibadah. Sehingga tidak akan mengalami gempa bumi seperti saudara-saudara kita di Aceh. Mengingat penduduk Aceh tidak seperti dulu lagi. Gelar Serambi Makkah telah pindah ke tempat lain. Di mama tempat tersebut tidak mengalami musibah gempa bumi karena penduduknya taat menjalankan perintah Allah dengan mangamalkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.
Jika saja kedua Umar ada bersama kita, mereka tentu akan marah dan menegur dengan keras, karena rentetan "teguran" Allah itu tidak kita hiraukan bahkan cenderung diabaikan. Maka, sebelum Allah menegur kita lebih keras, inilah saatnya kita menjawab teguran-Nya. Labbaika Ya Allah, kami kembali kepada-Mu.

0 komentar:

Posting Komentar

silahkan komentar melalui emai
sialahkan saja melakukan demonstrasi, akan tetapi gunakanlah dengan cara-cara damai dan jangan sampai memacetkan jalan raya yang merugikan masyarakat