Nabi Muhammad Hentikan Gempa
Gempa bumi di
Aceh kembali terjadi menelan korban lebih dari 100 orang. Hal ini sesungguhnya
menyedihkan. Faktanya memang demikian, gempa bumi terulang kembali. Padahal
dulunya terkenal sebagai Serambi Makkah pada zaman kerajaan Perlak dan Samudra
Pasai. Karena waktu itu sebagian besar kerajaan di Indonesia masih beragama
Hindu dan Buddha.
Hingga kini
gempa bumi masih manjadi tanda tanya. Karena pihak pemerintah khususnya BMKG tidak
dapat menentukan kapan terjadinya gempa. Meskipun teknologi canggih telah
diterapkan. Ibaratnya sulit terdeteksi secara dini. Buktinya masyarakat Aceh
tidak mendapatkan informasi akan terjadinya gempa bumi.
Oleh karena itu,
belum ada ilmu atau teknologi yang diyakini bisa memprediksi, kapan gempa bumi
akan terjadi. Ini menunjukkan pembuat gempa bumi adalah Allah SWT. Bukan
persoalan lempengan bumi yang mengalami pergerakan dan pergeseran di bawah laut
sehingga menimbulkan gempa bumi.
Dalam hal gempa
bumi, Allah Swt memberikan
mukjizat kepada Rasulullah SAW, untuk dapat menghentikan gempa. Hal ini
benar-benar terjadi ketika sedang naik sebuah Gunung Tsabir Makkah bersama Abu Bakar
dan Umar. Waktu itu tiba-tiba tanah berguncang hingga bebatuannya berjatuhan.
Guncangnya bumi
membuat Rasulullah menghentakkan kakinya dan berkata, “Tenanglah Tsabir! Yang
ada di atasmu tidak lain kecuali Nabi, Shiddiq, dan dua orang Syahid.” Setelah
kakinya dihentakkan kontan saja bumi berhenti.
Juga dalam
sebuah riwayat lain disebutkan, Nabi naik ke Uhud bersamanya Abu Bakar, Umar,
dan Utsman. Tiba-tiba gunung berguncang. Maka Nabi menghentakkan kakinya dan
berkata: “Tenanglah Uhud! Yang ada di atasmu tiada lain kecuali Nabi, Shiddiq,
dan dua orang syahid.”
Dari kisah dan hadis
di atas, dapat disimpulkan bahwa ternyata hentakan kaki Nabi dapat menghentikan
gempa yang mengguncang. Hikmahnya, gunung tidak layak berguncang saat ada 4
manusia terbaik di atasnya.
Kemudian dalam
peristiwa ketika Rasulullah sudah hijrah ke Madinah terjadi gempa bumi.
Rasulullah SAW lalu meletakkan kedua tangannya di atas tanah dan berkata,
"Tenanglah … belum datang saatnya bagimu.'' Lalu, Nabi SAW menoleh ke arah
para sahabat dan berkata, “Sesungguhnya Rabb kalian menegur kalian, maka
jawablah (buatlah Allah rida kepada kalian)!"
Beberapa tahun
kemudian ketika Umar bin Khattab RA menjadi khalifah menggantikan Abu Bakar
Siddik. Muncul gempa bumi. Lalu ia berkata kepada penduduk Madinah, "Wahai
Manusia, apa ini? Alangkah cepatnya apa yang kalian kerjakan (dari maksiat
kepada Allah)? Andai kata gempa ini kembali terjadi, aku tak akan bersama
kalian lagi!"
Begitu pula saat
Khalifah Umar bin Abdul Aziz menjadi raja kerajaan Abbasyiah saat terjadi gempa
bumi pada masa kepemimpinannya. Ia segera mengirim surat kepada seluruh wali
negeri, Amma ba'du, sesungguhnya gempa ini adalah teguran Allah kepada
hamba-hamba-Nya, dan saya telah memerintahkan kepada seluruh negeri untuk
keluar pada hari tertentu, maka barangsiapa yang memiliki harta hendaklah
bersedekah dengannya."
Untuk itu, kita
sebagai umat Islam hendaknya melakukan amal ibadah. Sehingga tidak akan
mengalami gempa bumi seperti saudara-saudara kita di Aceh. Mengingat penduduk
Aceh tidak seperti dulu lagi. Gelar Serambi Makkah telah pindah ke tempat lain.
Di mama tempat tersebut tidak mengalami musibah gempa bumi karena penduduknya
taat menjalankan perintah Allah dengan mangamalkan ajaran Islam dalam kehidupan
sehari-hari.
Jika saja kedua
Umar ada bersama kita, mereka tentu akan marah dan menegur dengan keras, karena
rentetan "teguran" Allah itu tidak kita hiraukan bahkan cenderung
diabaikan. Maka, sebelum Allah menegur kita lebih keras, inilah saatnya kita
menjawab teguran-Nya. Labbaika Ya Allah, kami kembali kepada-Mu.
0 komentar:
Posting Komentar
silahkan komentar melalui emai
sialahkan saja melakukan demonstrasi, akan tetapi gunakanlah dengan cara-cara damai dan jangan sampai memacetkan jalan raya yang merugikan masyarakat