Minggu, 16 September 2012

MUNAS-KONBES NU 2012 NU Hajatan Nasional di Desa

“Hanya NU organisasi yang berani menyelenggarakan hajat nasional bertempat pesantren di desa terpencil.” Demikian ditegaskan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj pada pidato pembukaan Musyawarah Nasional (Munas) dan Konferensi Besar (Konbes) Nahdlatul Ulama, Sabtu (15/9) di GOR Pesantren Kempek Cirebon, Jawa Barat. “Tahun 1984, NU menyelenggarakan Munas dan Muktamar di desa terpencil Asembagus di Situbondo. Tetapi di desa terpencil itu, NU menegaskan kembali ke Khittah 1926 dan menegaskan di hadapan rakyat, serta di hadapan Presiden yang hadir di desa itu bahwa Pancasila dan NKRI harga mati.” Sampai di situ, pidato Kiai asal Kempek tersebut disambut tepuk tangan ribuan hadirin membahana memenuhi GOR itu. “Tahun 1986, NU juga menyelenggarakan Munas di desa terpencil Kasugihan Cilacap. Di situ ditelorkan gagasan besar mengenai pembangunan nasional dan konsep ijtihad yang mampu menggerakkan dunia pemikiran Islam.” Kiai Said menambahkan, tahun 1987, NU menyelenggarakan Munas di Bagu, sebuah desa terpencil di Nusa Tenggara Barat. “Di situ, NU mengeluarkan keputusan dibolehkannya wanita menjadi presiden, yang saat itu dianggap masih sangat kontroversial.” Sekarang, sambung kiai yang akrab disapa Kang Said, NU kembali mengadakan Munas- Konbes di desa, yaitu di pesantren Kempek yang sederhana dan penuh kekurangan. “Tetapi kami berharap kekurangan yang ada ini tidak menghalangi kita untuk merumuskan dan melahirkan gagasan-gagasan besar seperti Munas-Konbes sebelumnya, yang diharapkan oleh umat dan bangsa ini.”

0 komentar:

Posting Komentar

silahkan komentar melalui emai
sialahkan saja melakukan demonstrasi, akan tetapi gunakanlah dengan cara-cara damai dan jangan sampai memacetkan jalan raya yang merugikan masyarakat