Jumat, 07 September 2012

Foto Hari Terakhir Kartosoewirjo Luruskan Sejarah

Sejarawan Mohammad Iskandar menyebut publikasi 81 foto hari-hari terakhir pemimpin Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII), Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo, membuka pengetahuan baru. Foto-foto itu meluruskan kontroversi yang berkembang selama ini. Iskandar menceritakan, dirinya pernah bertemu dengan anak buah Kartosoewirjo. "Mereka bertanya karena banyak isu. Isunya kan nggak jelas, ada yang bilang ditembak dan tidak diperlakukan secara Islami," katanya dalam peluncuran dan bedah buku 'Hari Terakhir Kartosoewirjo' di Taman Ismail Marzuki, Jakpus, Rabu (5/9/2012). Dengan adanya foto ini, masyarakat, sebut Iskandar dapat mengetahui secara jelas proses eksekusi mati yang dilakukan. "Ternyata (pemakaman) diperlakukan secara Islami, disalatkan. Dengan foto ini, kontroversi dan imajinasi yang mengawang-awang tersingkap," tuturnya. Dalam foto terlihat jelas proses eksekusi yang dilakukan. Saat di kapal, Kartosoewirjo tampak dalam foto berdoa dengan dibantu seorang rohaniwan dari TNI. Usai ditembak, Kartosoewirjo juga diperiksa dokter dan dimakamkan dengan cara dikafani. Setelah dimakamkan tiang eksekusi Kartosoewirjo dibakar. Bagi Iskandar, Kartosoewirjo adalah agen perubahan kala itu. "Dia tidak puas dengan kondisi yang ada termasuk kondisi masyarakat Islam saat itu," pungkasnya. Penulis buku 'Hari Terakhir Kartosoewirjo', Fadli Zon menyebut ada tiga kejahatan politik yang disangkakan pemerintah pada Kartosoewirjo. Pertama, memimpin dan mengatur penyerangan dengan maksud hendak menggulingkan pemerintah pemerintahan yang sah. Kartosowirjo dituduh memimpin dan mengatur pemberontakan melawan kekuasan yang sah yakni RI. Dan ketiga Kartosoewirjo dituduh melakukan makar pembunuhan terhadap presiden. Pengadilan militer pada 16 Agustus 1962, menjatuhkan vonis mati bagi Kartosoewirjo. Dia akhirnya ditembak mati dan dimakamkan di Pulau Ubi, Kepulauan Seribu pada September 1962.

0 komentar:

Posting Komentar

silahkan komentar melalui emai
sialahkan saja melakukan demonstrasi, akan tetapi gunakanlah dengan cara-cara damai dan jangan sampai memacetkan jalan raya yang merugikan masyarakat