Rabu, 19 Maret 2014

Ajaran Wakhidiyah 2



Ajaran Wahidiyah dari Al Mukarrom Romo KH Abdul Majid Ma’ruf (6)

Berkewajiban Membaca Sholawat

MENGAMALKAN dan membaca sholawat  kepada Kanjeng Nabi Muhammad SAW punya dasar. Yakni, firman Allah dalam Surat Al Azhab ayat 56: Sesungguhnya Allah  dan para malaikatnya membaca  sholawat kepada Nabi; Wahai orang-orang  yang beriman bacalah sholawat dan sampaikan salam sebaik-baiknya kepadanya.
Sholawat dari Allah kepada Kanjeng  Nabi  SAW berupa penambahan  rohmat dan kemulyaan. Sedangkan  kepada selain Kanjeng Nabi Muhammad SAW, berupa  rohmat  dan maghfiroh (kasih sayang dan ampunan). Adapun dari Allah SWT kepada Kanjeng Nabi berupa permohonan rohmat dan magfiroh.
Mengenai kedudukan hukum dalam membaca sholawat, ada beberapa pendapat dari para ulama. Ada yang mengatakan  wajib bilijmal. Ada yang mengatakan  wajib satu  kali semasa hidup dan sunnah muakkad. Akan tetapi  membaca sholawat  pada tahiyyat akhir  dari sembahyang  hukumnya wajib. Sebab,  sudah menjadi rukun  salat.
“Bagi kita para pengamal  Sholawat Wahidiyah dan pada umumnya  kaum mukminin  merupakan kewajiban  moral dan keharusan budi nurani tiap-tiap manusia. Lebih-lebih kita kaum muslimin. Sebab, pertama kita diperintah  membaca sholawat seperti  pada ayat tersebut. Kedua, kita semua berutang budi kepada Kanjeng Nabi Muhammad yang tidak terhitung banyak dan besarnya,”papar Romo KH Abdul Latif Madjid.

Manfaat Sholawat

Faedah atau manfaat membaca sholawat  sebenarnya kembali kepada yang membaca. Malah, disamping si pembaca sendiri, keluarganya, masyarakatnya dan bahkan makhluk-makhluk lain ikut merasakan manfaat dan barokahnya bacaan sholawat itu.
Manfaat dan barokahnya luas sekali. Baik untuk  kepentingan di dunia maupun kepentingan di akhirat. Kanjeng Nabi Muhammad sendiri tidak berkepentingan atau tergantung kepada bacaan sholawat  para umatnya. “Adanya perintah  membaca sholawat justru manfaatnya kembali pada umat. Untuk mengangkat derajat, meningkatkan iman, taqwa dan mahabbah para umat  kepada Allah wa Rosuulihi SAW,”ungkap Romo KH Abdul Latif, Pimpinan Yayasan Perjuangan Wahidiyah dan Ponpes Kedunglo Kodya Kediri.
Ada  banyak sekali hadist  Rosullulloh SAW menerangkan fadhilah (keutamaan) dan manfaat membaca  sholawat. Sebagaimana yang diriwayatkan Thobroni dan Anas bin Malik;  “Barang siapa membaca  sholawat  kepada-Ku satu kali, maka  Allah menbalas sholawat kepadanya sepuluh kali. Dan barang siapa  membaca sholawat kepadaku  sepuluh kali, maka  Allah membalas sholawat seratus kali”.
Barangsiapa membaca  sholawat  kepada-Ku seratus kali, maka Allah  menulis pada  antara kedua matanya: “Bebas dari munafik dan  neraka, dan Allah menempatkannya besok  pada Yaumul Qiyamah bersama-sama para Syuuhadak”
Dengan demikian, betapa  besar keuntungan yang dapat  diperoleh  dengan membaca sholawat  kepada Nabi Muhammad SAW. Bahkan, lebih dari itu, sholawat  dari Allah  bagi para hambanya jauh  lebih berharga. Tidak dapat dibandingkan  dengan bacaan  sholawat para hambanya.
“Yakin akan kebenaran  sabda  Hadis diatas, kita sebagai  orang mukmin seharusnya berani  dengan konsekwen  menjadikan bacaan sholawat kepada Nabi SAW sebagai resep obat penyakit  munafik yang bersarang  di dalam  hati,”ujarnya.
Namun bagi orang yang tidak mau membaca sholawat  mendapatkan kecaman. Sebagaimana di sebutkan dalam sabda Rasuululloh yang diriwayatkan  Ibni Abi Ashim dari Abu Dzarrin Al Ghiffari; “Barang siapa  mendengar AKU di sebut didekatnya dan tidak membaca sholawat kepadaku. Maka  dia itulah  sebakhil-bakhil  manusia”. 
Dikuatkan pula oleh  Aisyah rodliyallohu’anha; Tidak akan bisa  melihat wajahKU  tiga macam orang. Satu, orang yang durhaka  kepada orang tuanya. Kedua, orang yang meninggalkan  Sunnah Ku dan Ketiga, orang yang  tidak membaca  sholawat kepada KU ketika mendengar  AKU disebut-sebut.
“Maka dari itu setiap kita  mendengar  nama Kanjeng Nabi Muhammad supaya  selalu membaca  sholawat!. Begitu juga seharusnya  ketika kita  membaca  atau menulis!. Pada umumnya sholawat  yang kita  baca pada saat-saat seperti itu  adalah  sholawat yang pendek  atau singkat,”katanya.
Al Mukarrom  Romo KH Abdoel Madjid Ma’roef Muallif Sholawat Wahidiyah senantiasa menganjurkan  supaya memperbanyak  membaca “Yaa Sayyidii Yaa Rosuulalloh dimanapun kita berada. Dibaca  lisan atau secara  sirri dalam batin, melihat situasi dan kondisi.
Namun lebih afdol membaca sholawat itu pada  hari Jum’at baik siang maupun malam. Karena langsung di terima  Rosullalloh. Sebagaimana dalam sabda  Nabi Muhammad yang diriwayatkan  Baihaqi dengan Sanad Hasan dari Abi Umaamah; Perbanyaklah  membaca sholawat kepada-Ku pada tiap hari  Jum’at, maka sesungguhnya bacaan sholawat umat-Ku pada tiap hari  Jum’at itu diperlihatkan  kepada-Ku.
Ukuran banyak sedikitnya bacaan sholawat itu para  ulama’ ahli sholawat berbeda-beda pendapat. Ada yang menyebut bilangan 100, ada yang 313, ada yang 1000 dan seterusnya. Hadrotul Mukarrom Mualif  Sholawat Wahidiyah menganjurkan  apabila  memperbanyak membaca sholawat agar memilih bilangan ganjil. Misalnya: 7, 11, 17, 41, 100, 313, 1.000, 5.000, 11.000 dan seterusnya.
Adapun membaca sholawat pada hari-hari selain  Jum’at disampaikan kepada Nabi Muhammad oleh malaikat yang bertugas khususnya untuk itu. Akan tetapi apabila  membacanya dengan penuh  adab, sungguh-sungguh ta’dhim mahabbah dan syauq (rindu) yang mendalam sekalipun di luar hari Jum’at, sholawat tersebut diterima  secara langsung oleh Rosuululloh. “Disinilah perlunya  kita harus  beradab yang sebaik-baiknya sewaktu membaca sholawat,”ujarnya. (habis) husnu mufid
-

0 komentar:

Posting Komentar

silahkan komentar melalui emai
sialahkan saja melakukan demonstrasi, akan tetapi gunakanlah dengan cara-cara damai dan jangan sampai memacetkan jalan raya yang merugikan masyarakat