Rabu, 19 Maret 2014

Sendang Masjid Demak



:
Keajaiban Situs Sendang Kecil di Masjid Agung Demak, Jateng

Buatan Sunan Kalijaga Untuk Mualaf


Sendang kecil di depan Masjid Agung Demak telah berusia ratusan tahun. Bersamaan dengan berdirinya kerajaan Demak. Dulunya dibuat oleh Sunan Kalijaga. Diperuntukkan bagi orang-orang yang akan dan baru masuk Islam (mualaf). Jika akan memasuki masjid, terlebih dulu harus membasuh dan berwudlu di tempat itu. Kini, airnya dimanfaatkan untuk pengobatan oleh para peziarah. Sebab, dipercaya bisa menyembuhkan berbagai penyakit.

AIR sendang itu masih kelihatan jernih dan rasanya pun masih tawar. Belum tercemar oleh alam atau dirusak manusia. Karena itu, airnya dapat digunakan untuk berwudlu dan diminum untuk melepas dahaga. Meski tidak perlu dimasak terlebih dahulu.
Namun, dalam perkembangannya bentuk dan fungsinya mengalami perubahan. Kalau  pada zaman para wali bentuknya seperti sendang-sendang biasa. Masyarakat. bisa menggunakannya sebebas-bebasnya untuk membasuh kaki  sebelum melakukan salat. Karena, itu sudah menjadi perintah dari Kanjeng Sunan Kalijaga.
“Lagi pula memang difungsikan untuk  membasuh kaki  dan berwudlu bagi orang yang mau salat dan  baru memeluk agama Islam (mualaf),”ujar KH A Soehaimi Soelaiman, Ketua Ta’mir Masjid Agung Demak, Jateng.
Sekarang sudah tidak difungsikan lagi. Orang yang akan salat dan masuk masjid  sudah tidak membasuh kaki di sendang itu. Melainkan, di tempat
wudhu yang sudah disediakan di samping masjid. Sebab, sendang buatan Sunan Kalijaga itu telah dipagar besi keliling oleh dinas purbakala.
Meskipun demikian, masyarakat masih bisa memanfaatkan dan menikmati rasa airnya  melalui bak wudlu  yang sudah disediakan di sebelah masjid.
Karena air sendang disalurkan kesana melalui  slang (pipa plastik). Jumlahnya berliter-liter dan tidak pernah habis-habis. Padahal, daerah sekitarnya seringkali mengalami kesulitan air pada musim kemarau.
Orang kebanyakan menilai merupakan barokah dari Sunan Kalijaga diperuntukkan bagi umat Islam. Bukan milik dinas purbakala atau pengelola masjid yang kini sudah mulai mengkomersilkan tinggalan wali itu.

Dapat Barokah Wali

Karena adanya barokah itu, sejak zaman dulu hingga sekarang sebagian masyarakat  mempercayai  air sendang kecil itu berkhasiat khusus. Yakni, dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Oleh karena itu, peziarah tidak lupa mengambil air untuk dibawa pulang.
Praktik seperti ini sering dilarang oleh pengurus masjid. Alasannya,  mendekati kesirikan (menyekutukan Allah SWT). Tapi, mereka  tetap saja nekat mengambil secara sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan. Tidak pernah takut mendapat teguran dari siapa pun.
“Air ini dipercaya ada barokahnya. Sebab, kolamnya buatan wali. Bukan syirik lho. Saya datang jauh-jauh berziarah ke sini. Paling tidak, membawa oleh-oleh. Yaitu  air sendang kecil yang mengandung mineral cukup tinggi,”ujar Khoirul Anam, salah seorang peziarah. 
Menurutnya, para peziarah yang jumlahnya ratusan dan ribuan setiap harinya itu menilai  pihak petugas  salah menafsirkan tentang makna syirik. Hanya berdasarkan pendekatan fiqih yang sempit dan rasionalitas. Tanpa melakukan pendekatan secara irasional dan sufistis sebagaimana yang dipercayai  orang-orang zaman dahulu.
Lepas ada yang pro maupun kontra. Semuanya hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui. Namun, yang terpenting bagaimana melestarikan peninggalan para wali. Agar tetap dilihat oleh generasi penerus Islam di Indonesia. husnu  mufid   


0 komentar:

Posting Komentar

silahkan komentar melalui emai
sialahkan saja melakukan demonstrasi, akan tetapi gunakanlah dengan cara-cara damai dan jangan sampai memacetkan jalan raya yang merugikan masyarakat