Rabu, 19 Maret 2014

Keris Carito Pendowo




Pendowo Carito, Keris Rezeki dan Lelaku


KERIS Pendowo Carito memang  berbeda dibandingkan dengan jenis keris yang beredar di masyarakat. Sebab, pusaka  yang satu ini mempunyai luk sebanyak lima. Pamor  yang dimiliki, biasanya wos wutah (beras tumpah). Yang berarti  sejadi-jadinya. Yakni  pembuatannya tidak perlu  ditata sebagaimana pembuatan keris  lainnya.
Gagang (tangkai pegangan) dan warangka  (sarung)-nya menggunakan kayu Tayuman. Kayu ini biasa digunakan  para raja Mataram dan Madura  sebagai tangkai pusaka. Karena dianggap  mempunyai yoni yang cukup tinggi. Tidak mudah pecah ataupun keropos oleh pengaruh alam.
Racikan (bahan campuran)-nya jangkep (lengkap sekali). Tidak  boleh ganjil, mengingat empu  yang membuatnya  sudah menentukan  demikian. Kalau sampai dilanggar , maka  yang terjadi adalah sebuah malapetaka terus-menerus yang menimpa pemilik pusaka itu. "Memang harus jangkep,"ujar R Panji Suryomurti yang keturunan ke-9 Amangkurat I, Raja Mataram. Melihat  keampuhan keris ini sedemikian dahsyat, para dalang  yang berasal dari  tanah Jawa  selalu berupaya  untuk mendapatkan. Namun,  tidak gampang untuk memilikinya. Halangannya cukup berat. Berbagai ujian dan gangguan harus dilalui  oleh calon pemilik. Tapi anehnya, jika  sudah didapat, keberuntungan  akan selalu menyertai. Mengingat Keris Pendowo Carito bermakna kerezekian.

Untuk ‘Lelaku Utomo’

Selain untuk mendapatkan rezeki, keris itu untuk lelaku utomo. Maksudnya  digunakan  untuk kebajikan bagi pemiliknya. TIdak semata-mata  mencelakai orang. Bahkan , kalau  sengaja digunakan  untuk kegiatan jelek, dipastikan  tidak akan mempan. Memang, keris  ini  sesuai dengan watak asli tokoh pewayangan Pendowo Limo (Lima Bersaudara: Puntadewa, Bima, Arjuna, Nakula dan Sadewa).
"Karena itu  pada zaman Mataram Islam dahulu,  para dalang  menggunakan keris  itu untuk lelaku utomo. Jika hendak mendalang di berbagai kota  di sengkelitkan di belakang  punggung,"ujar R Panji  Suryomurti dirumahnya, di jalan Kali Waron I/11 Surabaya.
Menurutnya, kini keris itu  masih memiliki  yoni. Tidak karatan dan memiliki sebuah  kewibawaan. Meskipun  usianya cukup tua dari zaman Mataram sampai Indonesia. Diperkirakan  sudah ratusan tahun.husnu mufid  

0 komentar:

Posting Komentar

silahkan komentar melalui emai
sialahkan saja melakukan demonstrasi, akan tetapi gunakanlah dengan cara-cara damai dan jangan sampai memacetkan jalan raya yang merugikan masyarakat